PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENJADI BIODIESEL DENGAN METODE TRANSESTERIFIKASI MENGGUNAKAN KATALIS NAOH
Faizal Ramadhan Nur, Karina Zakia Jurusan Teknik Kimia,
Institut Teknologi Indonesia
ABSTRAK
Biodiesel didefinisikan sebagai ester monoalkil dari tanaman dan lemak hewan. Biodiesel memiliki kemiripan karakterisktik dengan solar. Salah satu sumber pembuatan biodiesel yaitu minyak jelantah yang merupakan limbah dari minyak goreng. Melalui proses transesterifikasi, minyak jelantah dapat diubah menjadi biodiesel. Pada penelitian ini, pembuatan biodiesel dipengaruhi oleh suhu yang digunakan (40, 45, 55oC) dan lamanya waktu pemanasan (10, 15, 20 menit). Hasil biodiesel tersebut dibandingkan dengan standart biodiesel melalui karakteristik viskositas dan densitas. Selain itu, hasil biodiesel dihitung %yield untuk mengetahui banyaknya biodiesel yang dihasilkan. Hasil penelitian disimpulkan semakin besar suhu pemanasan, biodiesel yang dihasilkan semakin baik atau sesuai standartnya dan semakin lama waktu pemanasan semakin baik juga hasil biodiesel. Namun, biodiesel dengan yield terbanyak saat pemanasan 40oC dengan waktu pemanasan 10 menit. Biodiesel yang dihasilkan memiliki densitas (massa jenis) 885 kg/m3, viskositas (derajat kekentalan) 2.93 cSt, dan hasil rendemennya adalah 97.5%.
PENDAHULUAN
Dewasa ini sumber energi utama yang digunakan di berbagai Negara adalah minyak bumi. Eksploitasi secara ekstensif dan berkepanjangan menyebabkan cadangan minyak bumi semakin menipis dan harganya melonjak secara tajam dari tahun ke tahun. Dalam kurun waktu tiga puluh satu tahun terjadi pertumbuhan yang luar biasa konsumsi akan BBM yaitu sebesar 1330% (sumber: Ditjen Listrik dan Pemanfaatan Energi). Di samping itu menyebabkan harga BBM menjadi meningkat, masyarakat menengah kebawah kesulitan untuk mendapatkannya. Untuk mengatasinya, perlu dilakukan penelitian akan bahan bakar minyak yang lebih alami, yang berasal dari alam.
METODE PENELITIAN
Analisis Densitas
Analisis penentuan massa jenis dilakukan dengan cara membandingkan bobot suatu dengan bobot air pada volume dan suhu yang sama. Alat yang digunakan adalah piknometer yang tutupnya dilengkapi termometer. Proses pengerjaannya adalah pertama membersihkan piknometer dengan cara membilas dengan aseton kemudian dengan dietil ester. Keringkan piknometer dan timbang, dinginkan contoh lebih rendah dari suhu penetapan. Kemudian isi piknometer dengan cairan contoh dan pasang tutupnya. Setelah itu diletakkan piknometer dalam penangas air pada suhu tertentu yang diinginkan. Setelah itu angkat piknometer air dalam penangas air, diamkan pada suhu kamar, keringkan dan timbang (Indonesia, 1992:31)
Analisis Viskositas
Analisis viskositas menggunakan alat viscometer kapiler atau ostwald. Proses pengerjaannya adalah viscometer diisi dengan larutan secukupnya. Larutan dinaikkan lebih tinggi dari tanda paling atas. Stopwatch dihidupkan saat melewati tanda paling atas. Biarkan larutan tersebut mengalir sampai tanda paling bawah. Pada saat larutan sampai pada batas ini, stopwatch dimatikan dan waktu alir dapat ditentukan.
HASIL PEMBAHASAN
Percobaan ini bertujuan ntuk mengetahui pengaruh suhu terhadap metode transesterifikasi, untuk mengetahui nilai yield biodiesel dari minyak jelantah pada penelitian ini dan untuk mengetahui kondisi yang optimal dalam melakukan metode transesterifikasi. Pada percobaan kali ini, sampel di melewati beberapa tahapan proses yang panjang hingga bahan baku minyak jelantah menjadi biodiesel, dari proses preparasi yaitu proses bleaching dan esterifikasi sampai pada tahapan proses uji mutu yaitu proses uji densitas dan uji viskositas. Pada proses kali ini kita mengutamakan crude fame yaitu tahap minyak jelantah yang sudah berupa biodiesel tetapi blm dilakukan penentuan uji yang kita ambil pokok pembahasannya. Pembuatan biodiesel dapat dilakukan dengan proses tanpa reaksi kimia dan proses dengan reaksi. Adapun proses tanpa reaksi kimia terdiri dari proses direct and bleanding dan microemulsion. Proses dengan reaksi terdiri dari proses pyrolisis dan transesterifikasi. Pada penelitian ini pembuatan biodiesel dari minyak jelantah digunakan proses tansesterifikasi. Transesterifikasi adalah proses reaksi antara minyak lemak dengan alkohol membentuk methyl ester (biodiesel) dan glycerol. Pada prinsipnya, proses transesterifikasi adalah pengeluaran gliserin dari minyak dan mereaksikan asam lemak bebasnya dengan alkohol (misal methanol) menjadi alkohol ester atau biodiesel.
Dari literatur yang ada, kadar rendemen biodiesel dalam minyak jelantah sekitar 98%. Hasil yang diperoleh dari percobaan ini mengacu kepada literatur yang ada namun masih berada dibawah literatur. Hal ini mungkin disebabkan karena waktu pengadukan yang kurang lama, atau kondisi lainnya seperti pH dan temperatur yang kurang optimum.
KESIMPULAN
Berdasarkan kegiatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa biodiesel dari minyak jelantah adalah bahan bakar alternatif pengganti solar yang dibuat dari bahan alami melalui proses esterifikasi dan tranesterifikasi. Dari kegiatan ini didapatkan biodiesel yang memiliki ciri-ciri fisik, berupa larutan yang berwarna kuning jernih, dan berbau biodiesel. Dan semakin besar suhu pemanasan, biodiesel yang dihasilkan semakin baik atau sesuai standarnya dan semakin lama waktu pemanasan semakin baik juga hasil biodiesel. Biodiesel yang dihasilkan memiliki densitas (massa jenis) 885 kg/m3, viskositas (derajat kekentalan) 2.93 cSt, dan hasil rendemennya adalah 97.5%.
DAFTAR PUSTAKA
Charoenchaitrakool, Manop, et al. 2010.
“Statistical optimization for biodiesel production from waste frying oil through two-step catalyzed process”.
Fuel Processing Technology 92 (2011) 112
–
118
Demirbas, Ayhan. 2007.
“Biodiesel from waste cooking oil via base-catalytic and supercritical methanol transesterification”.
Energy
“Biodiesel from waste cooking oil via base-catalytic and supercritical methanol transesterification”.
Energy
Conversion and Management 50 (2009) 923
–
927
Kouzu, Masato, et al. 2008.
“Calcium Oxide as a Solid Base Catalyst for Transesterification of Soybean Oil and Its application to Biodiesel Production”.
“Calcium Oxide as a Solid Base Catalyst for Transesterification of Soybean Oil and Its application to Biodiesel Production”.
Fuel 87 (2008) 2798
-2806
Lam, Man Kee, et al. 2010.
“ Homogeneous, heterogeneous and enzymatic catalysis for transesterification of high free fatty acid oil (waste cooking oil) to biodiesel: A review”.
Biotechnology A –
dvances 28 (2010) 500
518 Liu, Xuenjun, et al. 2008.
“Transesterifikasi of Soybean Oil to Biodiesel Using CaO as a Solid Base Catalyst ”.
Fuel 87(2008) 216
-221
Mittelbach, Martin, et al. 2004.
“Biodiesel, The Comprehensive Handbook ”.
“Biodiesel, The Comprehensive Handbook ”.
Austria : University Graz. Ngamcharussrivichai, Chawalit. 2010.
“Biodiesel Production Through Transesterifikasi over Natural Calciums”. Fuel Prossesing
Techonology 91 (2010) 1409-1419
Nur F.H. 2006.
“Daur Ulang Minyak Goreng Bekas Pakai (Minyak Jelantah)”.
Jakarta : Modul Minyak
Jelantah Paryanto, Imam. 2010.
“Biofuel Sebagai Sumber Energi Masa Depan”.
“Biofuel Sebagai Sumber Energi Masa Depan”.
Jakarta: BPPT
Purbo, Saraswati, et al. 2007.
“Kajian Strategis Pengembangan Industri"
“Kajian Strategis Pengembangan Industri"
Comments
Post a Comment